Link2Communion.com

Langsing setelah Melahirkan dengan Menyusui

Kehamilan merupakan hal yang dinanti oleh para ibu. Walaupun masa kehamilan selama 40 minggu ditempuh calon ibu dengan berat, rasa ini akan hilang seketika ketika memikirkan wajah calon bayi kelak. Satu hal yang mungkin menghantui calon ibu ketika sedang hamil/ketika berencana mendapatkan kehamilan adalah masalah berat badan.

Memang benar sebagian besar ibu yang melewati kehamilan dengan proses persalinan normal maupun operasi tidak bisa kembali pada keadaan tubuh semula seperti sebelum hamil. Ini dikarenakan memang kebiasaan dan pola makan ibu sewaktu hamil terbawa sampai setelah ibu melahirkan.

Masalah berat badan di kehamilan ini walaupun termasuk sepele ternyata menjadi beban pikiran bagi kebanyakan wanita. Ibu sebenarnya tidak perlu khawatir dan berlebihan menyikapi hal ini. Menurut beberapa penelitian medis, menyusui bayi secara rutin selama 6 bulan masa menyusui eksklusif bisa membantu ibu dalam usaha menurunkan berat badan. Pada saat menyusui ibu mengeluarkan sejumlah hormon yang berguna untuk mengatur keluarnya air susu ibu.

Secara tidak langsung hormon yang dikeluarkan di saat menyusui ini juga akan membantu kantong rahim yang membesar di masa kehamilan menjadi kecil kembali. Hormon ini juga membantu proses pengembalian tubuh ke bentuk dan ukuran semula seperti saat ibu belum mendapatkan kehamilan.

Walaupun menyusui juga membantu proses pengembalian tubuh ke bentuk semula sebelum hamil, ibu hendak juga melakukan diet guna mempercepat proses melangsingkan tubuh ini. Namun karena ibu saat ini sedang dalam taraf menyusui secara eksklusif jangan sampai diet ketat yang dilakukan ibu mengganggu kualitas ASI yang diminum oleh bayi.

Pada dasarnya seorang ibu yang mengalami kenaikan berat badan hingga 30 kg masih diperbolehkan untuk melakukan diet dan mengurangi berat badan sampai maksimal 1 kg / minggu. Mereka yang mengalami kenaikan berat badan lebih dari 30 kg biasanya diperbolehkan untuk mengurangi berat badan hingga 2 kg / minggu. Namun sekali lagi kami ingatkan jangan sampai usaha mengurangi berat badan ini justru mengurangi kualitas dan kuantitas ASI yang harus diberikan kepada bayi.

Menurut testimoni salah seorang ibu yang baru saja melahirkan, sebetulnya proses penurunan berat badan ibu usai melahirkan sudah ada secara alami. Dengan syarat ibu menyusui bayinya secara eksklusif minimal 6 bulan. Penurunan berat badan ini berjalan secara tidak langsung karena di masa menyusui ini ibu harus memberi makan bayi minimal setiap 2 jam sekali bahkan di waktu malam hari. Ini berarti seorang ibu harus bangun malam untuk menyusui bayinya sehingga jam istirahat ibu berubah menyesuaikan dengan jam istirahat/tidur bayi. Selain itu ketika menyusui sebagian cadangan lemak di tubuh ibu berubah menjadi susu sehingga secara tidak langsung membantu ibu dalam usaha menurunkan berat badan.

Memeras dan Menyimpan ASI dengan Aman

Merupakan tindakan yang bagus bila setelah hamil, ibu yang sibuk bekerja memutuskan untuk tetap menyusui secara eksklusif dan memerah ASI di waktu kerja untuk disimpan dan diberikan kepada bayi. Ibu menyusui perlu memperhatikan tata cara penyimpanan ASI dengan baik agar ASI tidak lekas rusak.

Dimulai dari pemerasan ASI, peras ASI sebaiknya dengan tangan ataupun dengan alat bantu. Pindahkan ke tempat/wadah bersih dan tertutup. Simpan segera dalam lemari es. Bila tidak ada lemari es di kantor usahakan ASI hasil perahan tersebut tidak berada pada suhu ruang selama lebih dari 6 jam. Ini disebabkan karena ASI hanya bisa bertahan dalam suhu ruang antara 6 s/d 8 jam saja. Lebih lama dari itu dikhawatirkan terjadi kerusakan pada ASI.

ASI yang disimpan dalam lemari es dapat bertahan sampai dengan 48 jam. Namun sebelum menggunakannya sebaiknya keluarkan terlebih dahulu ASI hingga mencair dengan baik dan hangatkan. Bila ASI disimpan dalam freezer, ASI dapat bertahan sampai dengan 2 minggu atau bahkan 4 bulan.

Sebaiknya ibu memberikan ASI tersebut dalam keadaan hangat. Proses menghangatkannya cukup mudah yaitu dengan cara merendamnya dalam wadah berisi air hangat selama kurang lebih 15 menit sebelum diberikan kepada bayi.

Ciri ASI & Kolostrum yang Bagus

Pada prinsipnya semua ASI adalah sama. Tidak ada ciri special dimana ASI tertentu lebih bagus dibandingkan dengan ASI yang lain. Prinsip ini sama dengan tidak ada besar perut ibu hamil ideal ketika ibu sedang mendapat kehamilan. Perlu ibu catat bahwa ASI merupakan suatu makanan bayi yang diproduksi oleh tubuh ibu yang pernah mengandungnya. Ini artinya kondisi ASI sangat sesuai dengan keperluan dan kebutuhan bayi pada saat itu.

Kalau ibu sehat, tidak sakit dan asupan gizi cukup bagus biasanya ASI terlihat bagus. Jangan dilihat warnanya apakah bening, kuning atau putih. Karena pada umumnya ASI yang berwarna bening biasanya mengandung kolostrum, yaitu imunoglobin A atau antibodi yang bertugas untuk membersihkan usus halus bayi.

Beberapa saat kemudian, setelah dua atau tiga hari biasanya ASI keluar agak kental sedikit dan berwarna agak putih. Perlu diingat bahwa bukan berarti bening itu jelek. Kolostrum justru sangat bermanfaat untuk antibodi. Jadi ASI sangat penting bagi bayi karena selain memang diperlukan untuk memenuhi asupan nutrisi bayi, bayi juga memerlukan antibodi yang terdapat pada kolostrum.

Kolostrum ternyata juga berfungsi sebagai pencahar. Kolostrum akan bereaksi sampai dengan usia bayi 2 bulan yang mana bayi mengalami gejala buang air besar/diare. Ibu tidak perlu panik karena hal ini masih dikategorikan normal. Kolostrum memang membersihkan usus bayi sampai dengan usia 2 bulan sebagai persiapan untuk menerima jenis makanan selanjutnya.

Makanan untuk Ibu agar Proses Menyusui Lancar

Apa yang harus ibu makan agar proses menyusui lancar dan ASI dapat diberikan dengan baik? Samakah komposisi menu makanan yang harus dimakan oleh ibu hamil/mendapatkan kehamilan dengan ibu menyusui?

Pertanyaan ini wajar diajukan oleh ibu muda yang tengah menyusui, terutama mereka yang ingin melakukan proses menyusui secara eksklusif kepada anak pertama mereka.

Supaya ASI menjadi banyak, hal pertama yang bisa ibu lakukan adalah inisiasi dini. Dan kedua bayi harus rajin menyusu. Sebisa mungkin usahakan agar ASI merupakan makanan utama bayi. Makanan dan minuman lain hanya berfungsi sebagai pelengkap/faktor pendukung gizi bayi anda kelak.

Yang paling penting adalah hisapan pada payudara ibu. Kalau tidak ada hisapan bayi pada payudara Ibu, biarpun ibu mengkonsumsi makanan yang "dipercaya" bisa memperlancar proses menyusui maka ASI tetap sulit untuk keluar. Contoh paling mudah adalah anggapan masyarakat dan ibu tentang konsumsi daun katuk. Walaupun secara medis ditemukan bahwa daun katuk dapat memperlancar ASI, ternyata fungsi utama dari daun katuk baru sebatas menambah percaya diri ibu untuk menyusui. Bertambahnya segi psikis ini ternyata turut serta dalam pembentukan hormon pengendali ASI yang kemudian memicu terbentuknya ASI dan lancarnya proses menyusui bayi.

Langkah Mudah Menyusui Bayi

Kami ucapkan selamat karena anda telah melewati masa kehamilan dengan baik. Kini anda menghadapi masa menyusui yang tak kalah menarik dibandingkan saat hamil.

Sebelum menyusui ada baiknya Ibu mengoleskan beberapa bagian ASI yang telah keluar untuk membasahi daerah sekitar puting/areola. Ini dimaksudkan agar kelembaban payudara ibu khususnya puting susu selalu terjaga.

Ibu dapat melakukan proses menyusui dengan cara meletakkan bayi menghadap payudara ibu. Sebelumnya pastikan ibu telah duduk dengan santai menggunakan kursi rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan ibu dapat bersandar dengan baik sehingga ibu merasa lebih rileks sewaktu proses menyusui. Pegang bayi dengan satu lengan. Kepala bayi tergeletak pada lengkung siku ibu dan bokong terletak pada lengan.

Hati-hati, kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan bayi. Jangan menyangga pinggul bayi tetapi bokongnya. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan tangan satu lagi di depan. Usahakan posisi perut bayi menempel badan ibu, kepala menghadap tepat ke payudara ibu sehingga ibu tidak perlu mengarahkan kepala bayi menuju payudara lagi. Usahakan agar telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus/bayi tidak dalam posisi tertoleh dan benar-benar menghadap ke payudara dan puting ibu.

Untuk posisi payudara, ibu memegang payudara dengan ibu jari di atasnya dan jari yang lain menopang di bawah. Jangan menekan puting susu atau areolanya saja. Kemudian berikan rangsangan untuk membuka mulut bayi dengan cara menyentuh pipi bayi atau mulut bayi dengan puting susu.

Ketika bayi telah membuka mulutnya, ibu harus segera mendekatkan kepala bayi ke puting serta areola dimasukkan ke dalam mulut bayi. Jadi menyusui yang benar itu bukan melalui puting melainkan dengan memasukkan seluruh areola kedalam mulut bayi. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi sehingga puting susu ibu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungannya yang terletak di bawah areola. Setelah bayi menghisap, payudara tidak perlu lagi dipegang ataupun disanggah.

Link2Communion.com
 

blogger templates 3 columns | Make Money Online